Tinggalkan Kabul, 640 Warga Afganistan Berdesakan di Pesawat AS

Mediumindonesia.com, Kabul – Jumlah penumpang yang biasanya tak setinggi itu adalah dampak dari situasi keamanan dan perlu segera diputuskan oleh kru yang memastikan mereka dikeluarkan dengan cepat dari negara itu

Mediumindonesia.com, Kabul – Sedikitnya 600 warga Afghanistan meninggalkan Kabul usai pemberontak Taliban menguasai ibu kota negara itu.

Mereka rela duduk sambil berdesakan di lantai pesawat militer AS yang tinggal landas.

Seorang pejabat AS mengatakan sekitar 640 orang bersusah payah menaiki pesawat itu pada Minggu, ketika ribuan orang yang putus asa ingin meninggalkan Afghanistan mendatangi bandara Kabul.

“Jumlah penumpang yang biasanya tak setinggi itu adalah dampak dari situasi keamanan dan perlu segera diputuskan oleh kru yang memastikan mereka dikeluarkan dengan cepat dari negara itu,” kata pejabat tersebut dilansir dari Reuters.

Banyak warga Afghanistan berusaha memanjat ke pesawat lewat pintu yang setengah terbuka, sebelum pesawat tinggal landas menuju Qatar dengan penumpang terbanyak yang pernah diangkut oleh pesawat semacam itu, kata situs pertahanan dan keamanan AS Defense One dalam sebuah berita.

Video dan foto lain yang menyedihkan muncul dari bandara Kabul, di mana sejumlah saksi mengatakan beberapa orang telah tewas, dan memperlihatkan warga Afghanistan memanjat ke pesawat dan bergantungan pada roda pendaratan dalam upaya untuk keluar dari negara itu.

Bagi sejumlah pengamat, gambar di dalam pesawat C-17 merupakan tanda dari harapan dan keberanian kru evakuasi.

“Dari semua kegagalan yang terjadi pekan ini, beberapa kebaikan terlihat dalam (gambar) ini,” kata Blake Herzinger, analis keamanan yang berbasis di Singapura, yang membagikan foto itu di Twitter.

Namun bagi yang lain, foto itu menjadi pengingat dari upaya evakuasi yang mendatangkan malapetaka setelah AS menarik pasukannya dari Afghanistan setelah 20 tahun berperang dan Taliban merebut kekuasaan dalam hitungan hari, bukan hitungan bulan seperti yang diprediksi oleh intelijen AS.

“Kita butuh lebih banyak pesawat semacam itu,” kata Kenneth Roth, direktur eksekutif Human Rights Watch.



Penulis: Sumber: Reuters/AntaraEditor: MJ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *