OPINI  

Jangan Habiskan Hidupmu di Toilet ! (Mutiara Hikmah Jum’at)

Oleh: Dr. Muhammad  Akil Musi (Muballig / Dosen Universitas Negeri Makassar)

Hidup adalah persinggahan sementara kita di dunia. Rasulullah mengingatkan, “Hidup ini hanyalah sepintas saja, ibarat seorang yang berjalan kemudian singgah berteduh di bawah pohon, kemudian berjalan lagi” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim).

Oleh karena itu, setiap muslim seharusnya bisa mengisi setiap waktu dalam hidup ini dengan kebaikan-kebaikan dan amalan saleh sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang lebih kekal dan abadi, yaitu kehidupan akhirat.


Ingatlah, ”Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu,” (Al Hadid: 20). Maka kita jangan dunia sebagai tujuan akhir, akan tetapi dunia hanya sarana untuk menuju kebahagiaan yang hakiki. Hanya saja, banyak manusia yang lupa, mereka mengabaikan misi utama kehidupannya di dunia untuk beribadah kepada Sang Pencipta, Allah SWT.

Kesibukan duniawi menjadikan mereka lalai dari mengingat Allah, terbuai dalam gemerlap dunia yang membutakan mata hati. Padahal, kehidupan di dunia adalah satu-satunya kesempatan sekaligus juga terakhir kalinya yang akan menentukan keadaan kita selama-lamanya di akhirat nanti.

Ketika kita lahir, dikumandangkan adzan. Ketika mati, kita dishalatkan. Begitulah…betapa sesungguhnya hidup ini sangatlah singkat, hanya sejarak antara adzan dan shalat, antara shalat dan dishalati.

Hidup bertanya kepada Kematian, “Mengapa orang-orang mencintaiku tapi membencimu?” Kematian menjawab, “Karena kamu adalah dusta yang indah dan sementara aku adalah kebenaran yang menyakitkan.”

Keindahan dunia ibarat fatamorgana, ada tapi sesungguhnya ia seperti tak ada. Ketika dipandang dari kejauhan, tampak begitu menyajikan keindahan, namun setelah didekati maka ia akan hilang dalam kesenangan nafsu.

Hidup ini seperti hanyalah berbuka puasa. Sesaat sebelum menikmatinya, terasa begitu indah segala makan dan minuman. Tapi, setelah menikmati air seteguk maka serasa hilangnya seluruh nafsu yang tadinya bergelora. Begitulah dunia, ketika kita menggapainya maka rasanya tak seindah saat belum diraih.

Rasulullah SAW mengibaratkan dunia ini laksana toilet membuang hajat. Maksudnya?. Ya…ketika kita masuk ke masjid maka kaki kanan yang dilangkahkan. Sewaktu akan meninggalkan masjid maka kaki kiri yang melangkah keluar. Kaki kiri adalah simbol dunia dan kanan adalah makna akhirat.

Lalu seberapa sering kita hidup dalam kaki kanan. Jangan-jangan kita jarang ke masjid atau bahkan tak pernah ke masjid. Naudzubillaaah. Itu artinya kita selama ini laksana terus menerus berada di toilet membuang hajat. Kehidupan kaki kiri yang dominan sementara hidup yang abadi terlupakan yakni akhirat.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *